Awan putih Minggu pagi

Pagi ini cuaca sangat cerah sekali, hangat mentari mulai menyinari teras depan rumahku yang masih basah , menyisakan tetesan embun pagi yang mulai mengering, kulihat awan putih mulai berbondong2 mengisi warna biru langit yang masih kosong.
Ku hirup udara dalam-dalam dan perlahan kulepaskan ..ku ulangi lagi....ah segar nya .

Teh nya Yah..nanti keburu dingin, terdengar dari dalam suara istri ku, seraya membawa secangkir teh hangat dan sepotong roti . ya Mah sebentar, jawab ku yang terus memperhatikan awan2 putih yang masih melayang di hamparan langit luas itu.
Rafa belum bangun mah..? tanya ku sambil melepaskan ikat tali sepatu ku..hufs lumayan sehabis lari2 kecil mengitari gang di daerah perumahan Pasiraya. keringat mengucur menghangatkan tubuh ku.

Tadi sih masih ngoceh2 ,sahut istriku yang masih di dapur menyiapkan air hangat untuk mandi anak ku.
Ku ambil remote kontrol di meja tamu dan kunyalakan TV yang hanya berukuran empat belas inc,mencari siaran2 yang mungkin bisa menambah hangat suasana.
Aku tersentak kulihat orang itu sudah ada di layar TV , orang yang pernah aku temui di pinggir jalan mengais2 botol plastik yang di muat nya ke dalam gerobak yang sudah menggunung tinggi.

Orang itu, orang yang selama ini sering mengitari perumahan ini ah , ada apa gerangan.
Oh Tuhan.. ternyata orang itu selam ini hmmh.. aku terus menyimak berita itu. Telah di temukan seorang anak yang selama ini telah menghilang selama tiga tahun.Dan ternyata anak yang hilang itu adalah cucu dari kakek itu,dan kulihat kakek itu erat memeluk dan menciumi cucunya itu dengan haru, tak terasa butir2 hangat menetes dari sudut mataku mengalir ke pipiku. Alhmdulillah rasa haru ikut mengingatkan ku akan kekuasaan Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Penyayang .
Anak itu hilang ketika baru belajar mengamen dengan teman2 nya di lampu merah dan tertangap kamtib di daerah kemayoran, dan si bapak tua itu telah mencari bertahun2 sampai ke daerah perumahan ku.
Ya Tuhan.. bagaimana jika aku yang mengalami nya , mungkinkah aku setegar bapak tua itu,bisakah aku bertahan selama bertahun2 dengan kondisi seperti itu. Di mana mereka tinggal jika malam menjelang ,berteduh jika hujan dan panas. mencari makan dengan perut masih keroncongan .

Terdengar suara anak ku mengangis , aku segera menghampiri nya di kamar , kuraih ku cium dan kupeluk dengan erat, Ayah tak akan melepaskanmu nak,Ayah tak akan membiarkan mu sepeti mereka, yang ayah harafkan kamu perduli dan sayang akan sesama, seperti mereka.

Kubisikan di telinga anak ku ketika tangis nya sudah mereda ,kutatap wajah nya dengan senyuman,Kalian adalah awan putih ku ,Harapan ku adalah kalian.
"Ayah sayang kamu ,Si Kakak,dan mamahmu".



2 comments:

Itulah perlunya kita bersyukur dan tidak mengeluh. susah senang kita harus bersyukur.
Melihat kejadian yg mas alami terkadang ada yg kita sayangkan. Sayang sekali, terkadang kita baru pada tahap 'kasihan' atau 'iba', tidak sampai tahap 'membantu'.
Saya pernah mendengar orang berkata bahwa kebaikan bukan di hanya hati, tapi di perbuatan.

Thnx kisahnya mas.

terima kasih pencerahanya kang

btw thanks dah mampir

Post a Comment