BUKTI SYUKUR

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku.’ (QS. Al-Baqarah:152)

Tidak sedikitpun manusia tidak lepas dari kenikmatan yang diberikan oleh Allah swt. Dari bangun tidur sampai tertidur kembali dimalam hari, kenikmatan allah selalu tercurah dengan berbagai wujud. Diantara kenikmatan-nya adalah fisik tubuh kita yang demikian sempurna dengan bermacam-macam organ beserta fungsinya masing-masing. Allah ciptakan alam seisinya yang dapat kita gunakan sebagai sarana mempermudah untuk menjalani hidup sehari-hari seperti tanah, air, langit, matahari, udara dan sebagainya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kenikmatan iman dan islam yang insyaallah akan membawa kita menuju keselamatan hidup didunia dan diakhirat.


Begitu banyak nikmat Allah dan tak sedikitpun berhenti di curahkan oleh-Nya pada kita, maka allah memerintahkan agar kita bersyukur pada-Nya serta membuktikan dalam bentuk nyata. Allah berfirman :“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. “(QS. Al-Baqarah: 152)

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu nyatakan (dengan bersyukur)”. (Adh-Dhuha : 11)

Adapun bukti bahwa kita benar-benar bersyukur pada Allah adalah:

1.Menyadari Nikmat Dari Allah

“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak dihadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingari (nikmat-Nya). Dan barang siapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, Maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An-Naml:40)

Ayat diatas menjelaskan bahwa ketika Nabi Sulaeman merasa mendapat kenikmatan berupa dapat di pindahkan-nya singgasana Ratu Bilqis ke hadapannya dengan sangat cepat, ia menyadari dan berkata bahwa karunia itu adalah dari Allah semata, bukan karna kemampuan-nya sendiri. Bahkan kenikmatan-kenikmatan yang lainnya seperti kerajaan, kekuasaan, harta benda, memahami bahasa binatang dan mukjizat yang lainnya juga disadarinya bahwa semua itu hanyalah milik Allah yang di titipkan kepadanya.

Orang yang menyadari bahwa kenikmatan atau harta benda yang ada padanya adalah milik Allah maka ia tidak akan sombong atau membanggakan diri, tidak akan menzholimi atau menyia-nyiakan nikmat tersebut, tapi akan menjaganya dan memeliharanya, dan akan mentasyarufkannya dijalan yang diridhoi Allah.

2.Menjaga Sholat.

“Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karna Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.

(QS. Al-kautshar: 1-3)

Surat Al-Kautshar diatas menginformasikan bahwa Allah telah memberi kenikmatan yang melimpah pada Nabi Muhammad juga pada umatnya. Sebagai konsekuensinya ia memerintahkan beliau dan kita semua untuk mensyukurinya dalam bentuk sholat dan berqurban yang sekaligus sebagai bentuk penghambaan kita pada Allah yang telah memberi nikmat tersebut.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad sholat malam sampai bengkak telapak kakinya, A’isyah bertanya: kenapa engkau buat seperti itu, bukankah Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang dahulu maupu yang akan datang? Beliau menjawab bahwa ia ingin menjadi hamba yang bersyukur.

Maka sebagai bukti seseorang bahwa ia bersyukur pada Allah adalah menjaga dan menyempurnakan sholat dari berbagai sisi. Sholat yang sempurna antara lain tidak pernah meninggalkan sholat wajib sekalipun, dikerjakan diawal waktu, terpenuhi syarat dan rukun nya, menambah dengan sholat-sholat sunah, sholat dengan khusyu, berjama’ah bagi laki-laki, dan sebagainya.

3.Berkurban / Bersedekah.

Masih sebagaimana yang di sebutkan dalam surat Al-Kautsar diatas, untuk membuktikan rasa syukur, allah tidak hanya memerintahkan untuk menyempurnakan sholat saja, tapi juga berqurban pada saat idul adha.

Demikian juga dengan kiiisah Habil yang sukses dengan usaha ternaknya, dan Qobil yang sukses dengan usaha perkebunan nya, maka bapaknya yaitu Nabi Adam memerintahkan kepada Qobil untuk berkurban dengan sebagian hasil kebunnya, dan Habil berkurban dengan sebagian hasil binatangnya.

Qurban Habil dan Qobil adalah salah satu bukti syukurnya atas nikmat keberhasilan usahanya. Allah juga memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk berkurban seekor domba sebagai bentuk syukur kepada Allah, setelah ia berhasil melalui berbagai ujian dari-Nya seperti kesiapan menyembelih putranya ismail walaupun tidak jadi di laksanakan.

Hasil penyembelihan domba tersebut dibagi-bagikan bersama warga sekitar. Dalam makna yang lebih luas, sebagai bukti syukur antara lain adalah memberikan sebagian rizki yang ada pada diri kita kepada pihak yang membutuhkan sebagai shodaqoh.

4.Ber tasbih dan Ber istigfhar.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah maha penerima taubat.” (QS. Al-Fath:1-3)

Surat Al-Fath diatas memberitahukan kepada Nabi Muhammad bahwa suatu saat kota mekah akan bias di taklukan setelah sebelumnya kekuasaan kafir makkah sangat dominan atas ummat islam pada saat periode makkah. Pada saat sudah terjadi nanti terbuka-nya kota makkah, ummat islam akan bertambah semakin banyak, Allah memerintahkan agar Muhammad mensykuri nya dengan memperbanyak berdzikir padanya, bertasbih, memuji allah dan beristigfhar (bertaubat)

Untuk mengungkapkan rasa syukur pada Allah bukanlah cara berpasta pora, berfoya-foya atau mengadakan acara-acara yang melainkan aturan Allah, tapi justru dengan lebih banyak mendekatkan diri dan berbuat pada Allah. Berapa banyak orang lupa diri bahkan menjadi tersesat setelah mendapat karunia yang berlimpah dari Allah karena tidak diiringi dengan nikmat. Dengan berdzikir dan bertaubat ini manusia berharap agar kenikmatan Allah itu justru membawa pada kebaikan didunia dan akhirat.

5.Menggunakan Nikmat Dijalan yang Benar.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian ) negri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash:77)

Dalam suatu ayat sebelumnya, Al-Qashash:76 Allah menceritakan tentang Qarun yang mendapat nikmat berupa harta yang banyak tapi justru ia tidak bersyukur pada Allah bahkan kufur. Selanjutnya dalam ayat yang ke 77 diatas Allah memerintahkan agar kita menggunakaan kenikmatan dari Allah sebagai sarana untuk meriah kebaikan atau pahala diakhirat. Sebagai salah satu bukti syukur kita pada Allah adalah dengan memanfaatkan dan menyalurkan kenikmatan Allah pada jalan yang di ridhoi Allah, baik kenikmatan harta, badan, jabatan, ilmu, maupun kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang yang bersyukur atas segala kenikmatan yang di berikan Allah swt dengan syukur dalam makna yang seluas-luas nya sebagaimana uraian di atas.Amin .

MS Hadi

1 comments:

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

Post a Comment