MENYONGSONG KEJAYAAN

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkusa di muka bumi ………(Qs. An nur :55)

Yang kita butuhkan adalah kholifah bukan raja, karena peran itulah sedari awal Allah tugaskan, karnanya khalifah adalah fitrah insiniyah (nurani seluruh manusia) yang di bangun atas pondasi ilmu, iman dan amal (lihat rangkakaian ayat Qs. Albaqarah :30-38).


Bukan raja yang di bangun di atas harta dan materi belaka. Begitupun karakter rakyatnya sangat beda antara rakyat di bawah kerajaan dan rakyat di bawah kekhalifahan. Dua kutub yang berbeda, terbentang jauh adanya. Rakyat kerajaan menginginkan bos rakyat, kholifah menginginkan pemimpin, rakyat kerajaan menginginkan seorang penguasa, rakyat kholifah menginginkan pelayan , rakyat kerajaan senang dengan rakyat yang royal, rakyat kholifah menghargai pemimpin yang bersahaja, rakyat kerajaan suka menjilat penguasa yang megaloman, rakyat kholifah mengontrol pemimpin agar tidak menjelma menjadi tuhan, rakyat kerajaan takut padakerajaan tiran, rakyat kholifah melawan penguasa dikator, rakyat kerajaan cenderung hedonis, rakyat kholifah berorientasi pada kebijakan social. Sejak kapan fitrah inisiyah sebagai kholifah itu mulai memudar? Maka keruntuhan turki usmani dan penghapusan system khalifah oleh kemal attaturk, tahun 1924 merupakan klimaks kemorosotan peran politik islam. Setelah hamper 14 abad memainkan peran strategis peradabaan positif ummat manusia. Dengan melemahnya ummat islam mulailah terlihat hadhorotulghuri (peradaban patamorgana barat yahudi – nasrani) mengambil alih posisi umat islam.

Perang dunia I adalah fakta penting bahwa kematian kesultanan umaniyah juga mengakhiri lembaga kehilafan yang berumur 1300 tahun, sejak itulah umat islam bagai kebun indah yang di jarah bandit para cukong tanah dan bagaikan makanan yang di perebutkan orang-orang yang haus dan lapar, sebagaimana di isyaratan nabi Muhammad saw; “kamu sekalian akan di kerumuni ( dijarah ramai ramai ) oleh umat umat manusia seperti halnya santapan dikerumuni orang orang lapar, karma kamu semua ibarat buih, jumlahnya banyak tetapi tidak berkulitas.

Umat islam denganya memulai kondisi buruk yang pernah di gambarkan rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan imam ahmad dan baihaqi yang mengisyaratkan tentang periodesasi perjalanan sejarah umatnya;

Pertama peride nubawwah yaitu masa dimana rasulullah saw masih hidup.

Kedua periode khilafah atas minhaj nubuwwah yaitu masa khulafaur rosyidin yang berlangsung kira-kira 30 tahun.

Ketiga periodemulkan ‘adhon yaitu masa di mana para raja atau pengusa suka menindas, meski system pemerintahannya secara formal berlandaskan islam, periode ketiga ini menurut sebagian ahli sejarah dimulai sejak berakhirnya khulafaur rasyidin sampai berakhirnya kesultanan usmaniya ( lihat buku abu ‘Ala Al maududi; Al khilafah wal mulk ),S

Keempat periode mulkan jabbariyyan yaitu di mana masa muslim hidup dalam suasana system pengusa atau raja raja yang sekuler, setelah berakhirnya periode keempat ini, sejarah akan berulang kembali kemasa awal islam, tetapi bukan kenabian karena kenabian telah berakhir namun kembali keperiode khilafah ‘ala manhajin nubawwah, dan massa sekarang di kategorikan periode mulkan jabariyyan. Islam sebagai solusi sekurang kurangnya ada tiga hujjah yang menegaskan hal diatas;

Pertama Hujjah Tekstual di mana di mana al quran dan sunnah masih terjaga keaslian/orisinilitasnya sampai hari ini, yang mana hal itu tidak di miliki oleh agama manapun.

Kedua Hujjah Intelektual di mana para pakar menyatakan tentang keunggulan islam, diantarnya pakar sosiolog agama, ernest gellner; islam adalah satu satunya agama yang mampu mempertahankan system keimananya dalam abad modern, tanpa banyak gangguan doctrinal. Dalam islam dan hanya dalam islam pemurnian dan modernisasi di satu pihak dan peneguhan kembali indentitas ummat di pihak lain dapat dilakukan dalam satu bahasa dan perangkat yang sama.

Ketiga hujjah realitas (waqi’I ) umat islam memiliki potensi yang sangat besar yang secara kasat mata tidak kurang dari 5 hal;

  1. potensi syariat islam sebagai dinamisator peradaban umat manusia yang di berikan allah swt yang tak akan pernah laput di telan zaman. Tidak ada agama yang masih murni dan sesuai dengan fitrah manusia selain islam.
  1. potensi warisan sejarah, islam pada masa lalu telah berjaya memegang kendali peradaban lebih dari 14 abad lamanya, belum pernah ada agama dan idiologi apapun yang mampu mengembangkan peradabannya melampaui islam. Jika pada masa lampau mampu kenapa masa depan tidak?
  1. potensi penduduk muslim yang berjumlah kurang lebih satu sepermpat jiwa, ini berarti seperlima penduduk dunia adalah muslim, terlebih hari ini masyarakat barat sudah banyak yang merasakan hidup di bawah naungan islam.
  1. potensi sumber daya dan kekayan alam yang berlimpah, di Negara kita Indonesia seandainya freefort saja tidak di berikan pada “orang” maka Negara adidaya akan runtuh esok pagi seketika, lihatlah betapa suburnya minyak di gurun sahara yang tandus di timur tengah. Bahkkan di sovyet dan RRC sekalipun ternyaata wilayah wilayah paling subur adalah yang di tempati ummat islam, ini merupakan modal yang allah telah siapkan bagi ummat islam, tinggal masalah selanjutnya adalah maukah kita mengolahnya atau akan kita gadaikan pada orang lian.
  1. janji allah swt yang tak akan pernah diingkari. Bahwa allah swt akan memberikan khalifah di muka bumi ini orang orang yang beriman (lihat Qs.Albaqarah :124 dan An Nuur :55)strategi layak uji

peradaban barat ( yahudi-kristen penulis lebih biasa menyabutnya dengan hadhorotul gururi – peradaban fatamorgana )sudah semakin menunjukan keterpurukanya secara perlahan , sementara disisi lain ummat masih suka bermain matta” bahkan berebut mainan kecil layaknya balita. Maka sesungguhnya 10 tahun kedepan ,amerika yang terlihat digjaya mungkin sudah tidak kita dapatkan dalam peta sejarah dan peran politik strategis di masa mendatang .tapi bagaimanakah hawal mula kehancurannya? Jika syeikeh al utsaimin rohimahullah dalam kitabul ilminya mengatakan bahwa agama ini tidak akan tegak kecuali dengan dua hal yaitu ilmu dan kekuatan yang mengindikasikan harus padu antara ulama dan umaro, menginternalnya antara karkter mujtahid dan mujahid maka bagaimanakah fasenya? Sungguh setiap ideologi dan pemikiran, kedua fase struktulasisasi dan fase perluasan ( ekspansi ) kita bisa lihat hal itu dalam gelombang gerakan komunnisme, kapitalisme barat dan juga gurita zionisme internasional. Walau sejatinya islam telah melampaui itu semua.

Bahwa kejayaan islam dan mengembalikan kehilafan islam haruslah di mulai dari bawah artinya di mulai dari aqidah yang kokoh, pemahaman syari’ah yang menyeluruh ( bukan hanya fiqih ibadah wabil khusus sholat ) dan pembenahannya harus di mulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat, negri dan barulah khalifah islamiyyah.

Semoga kita pada tahun ini mulai di anugerahkan jiwa jiwa permadani yang mampu mengumpulkan jiwa jiwa terserak dengan memberikan zona nyaman kepada semua pihak, karma kejayaan islam tidak mungkin hanya satu golongan akan tetapi oleh siapapun yang meyakini benarnya dua kalimah shyadat; asyahadu an laa illaha illa wa asyhadu anna muhammadar rasululllah. Semoga kita di antara khalifah penyongsong kejayaan islam. Alllahu akbar walilahilhamd. Wallahu’alam bish ahowab.

Uus mauludin, MA mudir ponpes. Mimbar hupaz.

0 comments:

Post a Comment