Wasiat Terakhir Rasulullah Saw

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau di bunuh kamu berbalik kebelakang (murtad) Barang siapa yangberbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur “(QS. Ali Imran :144)

Salah satu dari sekian banyak peristiwa besar dalam kehidupan Rasulullah saw, adalah peristiwa detik-detik akan wafatnya Rasulullah Saw. Tidak ada satupun peristiwa yang demikian lengkap, detail, yang menceritakan sebuah kisah, selain peristiwa berpulangnya junjungan mulia, terkasih Muhammad saw.


Demikian indah, tergambar hubungan yang sangat erat, antara para sahabat dan Rasulullah, disaat beliau Saw akan menghabiskan waktu kehidupannya di dunia, tergambar ikatan hubungan bathin, yang sangat kokoh, menghujam, menyeruak masuk kedalam ralung-relung hati para sahabat dan sahabiyat, rasa cemas, khawatir yang dilandasi cinta yang sangat tulus, menyelimuti diri para sahabat, takut seperti mereka akan bernasib seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Salah satu isyarat Rasulullah saw akan meninggalkan dunia, yaitu:

Khutbah Arafah

Khutbah Arafah atau yang biasa disebut dengan khutah wada (perpisahan), terjadi pada musim haji tahun ke-10 Hijriyah, bersama-sama kaum muslimin yang berjumlah kira-kira 114.000 orang, yang datang dari segala penjuru Arabia. Ini puncak perjuangan yang telah Rasulullah Saw pimpin selama 23 tahun, bersama-sama para sahabat, dengan pengorbanan yang sangat luar biasa, darah, keringat dan air mata, berjuang menghancurkan penyakit jahiliyah, bentuk penyembahan kepada selain Allah, kemudian Rasulullah saw isi dengan air hikmah, Iman dan tauhid yang murni, mengembalikan manusia kepada bentuk penyembahan yang benar hanya kepada Allah Swt saja. Maka terasalah bahwa Ia Rasulullah Saw, akan segera dipanggil Allah Swt, berpisah dengan para sahabat tercinta yang telah menemaninya berjuang, siang dan malam, hingga akhirnya islam tegak dan jaya ditengah-tengah umat manusia.

Dalam Khutbah Arafah atau khutbah haji wada’ Rosulullah menyampaikan beberapa mutiara wasiat yang sangat berharga bagi ummatnya, disamping itu beliau juga menyampaikan sebuah ultimatum Allah swt kepada kepada kaum musyirikin, bahwasannya Allah Swt dan Rasul-Nya telah memutuskan hubungan dengan mereka, karena akidah mereka adalah bathil, bernoda, dan najis. Dan sejak tahun ke-9 hijriyah sebelum khutbah dihaji wada, kaum muslimin sudah membuat batas wilayah suci Mekah dan Madinah (tanah haram), yang tidak boleh dimasuki oleh kaum kafir sampai hari kiamat nanti.

Selain khutbah Arafah berisi nasehat sebagai pegangan kaum muslimin, khutbah Arafah juga sebagai sebuah piagam perdamaian, yang memiliki kandungan universal, padat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Berikut isi dari khutbah Arafah yang disampaikan Rasulullah Saw, yang beliau ucapkan diatas untanya yang berdiri di Namirah berdekatan dengan bukit Arafah yang terletak ditengah-tengah padang Arafah.

“Wahai Manusia Sekalian….! Dengarkanlah nasehatku baik-baik, Karena barangkali aku tidak dapat lagi bertemu dengan kamu semua di tempat ini. “Tahukah kalian semua, hari apakah ini? Yang dijawab sendiri oleh beliau : Inilah hari Nahar, hari kurban yang suci.”

Wasiat Mengharamkan menumpahkan darah

“Maka dari itu aku permaklumkan kepada kalian semua bahwa darah dan nyawamu, harta bendamu dan kehormatan yang satu dengan yang lainnya haram atas kalian sampai kalian bertemu dengan Robbmmu kelak. Semua harus kamu sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaiman sucinya bulan ini, sebagaimana sucinya kaota ini. Hendaklah berita ini disampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh kalian semua!. Bukankah aku telah menyampaikannya?! Duhai Robb saksikanlah”

Wasiat Menghapuskan Ribawi

“Hari ini hendaklah dihahpuskan segala macam bentuk ribawi. Maka barang siapa yang memegang amanah ditangannya, maka hendaklah ia bayarkan kepada empunya. Dan sesungguhnya riba jahiliyah itu bathil. Dan awal riba yang pertama kali aku bersihkan adalah riba yang dilakukan oleh pamanku sendiri, Abbas bin Abdul Mutholib.

Wasiat Menghapuskan Dendam

“Hari ini haruslah dihapuskan semua bentuk pembalasan dendam jahiliyah, dan penuntutan darah ala jahiliyah yang pertamakali aku hapuskan adalah atas tuntutan darah Amir bin Harits.

Wasiat Menjauhi sekecil apapun bentuk ketaatan kepada syaitan

“Wahai manusia, hari ini syaitan telah putus asa untuk dapat disembah pada bumimu yang suci ini. Tetapi ia bangga bila kamu dapat mentaatinya walaupun dalam perkara yang kelihatan kecil sekalipun, maka waspadalah kamu atasnya!

Wasiat Bumi Sudah Sangat Tua usianya

“Wahai manusia, sesungguhnya zaman itu beredar semenjak Allah menjadikan langit dan bumi.”

Wasiat Tentang Hak Kewajiban Suami Dan Istri

“Wahai manusia! Sesungguhnya bagi kaum wanita itu (istri)mu ada hak-hak yang harus engkau penuhi, dan bagimu juga ada hak-hak yang harus dipenuhi oleh istri itu. Ialah bahwa mereka tidak boleh membawa orang lain ketempat tidur selain kamu sendiri, dan mereka tak boleh membawa orang lain yang tidak kamu sukai kerumahmu, kecuali telah mendapat izin dari kamu terlebih dahulu.

Maka sekiranya kaum wanita itu melanggar ketentuan-ketentuan yang demikian, sesungguhnya Allah telah mengizinkan kamu untuk meninggalkan mereka, dan kamu boleh melecut ringan terhadap diri mereka yang berdosa itu. Tetapi bila mereka berhenti dan tunduk kepadamu, maka kewajibanmu lah untuk memberi nafkah dan pakian mereka sebaik-baiknya. Ingatlah, bahwa kaum hawa itu adalah kaum yang lemah disampingmu, mereka tidak berkuasa. Kamu telah bawa mereka dengan suatu amanat dari Tuhan dan kamu telah halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Dan takwalah kepada Allah tentang urusan wanita dan terimalah wasiat ini untuk bergaul baik dengan mereka, wahai umat, bukankah aku telah menyampaikan, Duhai Robb saksikanlah!

Wasiat Pegangan Hidup

“Wahai manusia, sesungguhnya aku meninggalkan kepadamu sesuatu, yang apabila kamu pegang teguh, niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu kitabullah dan sunah Rasul-Nya. Wahai manusia dengarkanlah baik-baik apa yang aku ucapkan kepadamu niscaya pasti kamu bahagia selamanya dalam hidupmu.”

Wasiat Persaudaraan Islam

“Wahai manusia, kamu hendaklah mengerti, bahwa orang-orang beriman itu adalah bersaudara. Maka bagi masing-masing pribadi diantara kamu terlarang keras untuk mengambil harta saudarnya kecuali dengan izin hati yang ikhlas. Bukankah aku telah menyampaikannya ?! Duhai Robb Saksikanlah.

“Janganlah kamu setelah aku meninggal nanti kembali kepada kafir, dimana sebagian kamu mempermainkan senjata untuk menebas leher kawannya yang lain.

Karena, bukankah aku telah meninggalkan untukmu pedoman yang benar, yang apa bila kamu ambil ia sebagai pegangan dan suluh kehidupanmu tentu kamu tidak akan sesat, yakni Kitabullah (Al-Qur’an). “Wahai ummat, bukankah aku telah menyampaikan ?!. Duhai Robb saksikanlah.”

Wasiat Tentang Persamaan Hak

“Wahai manusia, sesungguhnya Tuhanmu itu adalah tunggal, dan sesungguhnya kamu berasal dari satu bapak. Semua kamu dari Adam dan Adam terjadi dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu semua disisi Tuhan adalah orang yang paling takwa.

“Wahai umat, bukankah aku telah menyampaikannya ?! Duhai Robb Saksikanlah! Maka hendaklah barang siapa yang hadir diantara kamu ditempat ini berkewajiban untuk menyampaikan pesan wasiat ini kepada mereka yang tidak hadir!”

Setelah Rasulullah mengakhiri khutbahnya, maka berteriaklah para sahabat yang berkumpul di padang arafah : “Demi Allah sesungguhnya Engkau (Muhammad) telah menyampaikan amanah perintah-perintah Robb-Mu”. (HR. Jabir dalam kitab Sahih Muslim)

Rosandi AN,SE

0 comments:

Post a Comment